Penemuan
Maya langsung merapikan barang-barang yang ada di mejanya. Ibarat pepatah nasi sudah menjadi bubur, sekarang semangat skripsi Maya sudah menjadi bubur. Lembek. Meleyot.
Maya suka mcd, tapi Maya lebih suka sate padang. Tapi siapa sih yang bakal nolak digojekin mcd sama temennya? Maya sih ngga. Makanya Maya langsung pergi dari perpustakaan.
“Mba, maaf. Itu barangnya jatoh kayaknya.” tegur wanita yang ngga dikenal Maya waktu Maya lewat lobby bagian pengembalian buku.
Ada kresek putih, lapis dua. Maya ngintip sedikit, tapi tetep ngga keliatan. Perasaan Maya, dia ngga bawa barang di kresek putih sama sekali hari ini.
Muka Maya bingung banget, tapi muka mba-mba di depan Maya juga lebih bingung.
“Eh, makasih mba. Iya ini barang saya. Duluan ya mba.”
Tanpa pikir panjang, Maya langsung ngacir ke mobil daripada bikin bingung mbanya lagi. Niatnya Maya, kalau barang itu ngga esensial, bakal Maya balikin ke satpam perpus, tapi kalau esensial akan Maya simpan dan Maya cari siapa yang punya.
“Anjing, dot? Di dunia kampus ini siapa yang ngedot dah.” Maya tertawa kecil saat membuka kresek putih tersebut.
Maya tergumam, matanya menatap lurus ke parkiran.
Ah iya, bisa jadi punyanya anak S2 yang udah punya anak ya. Atau punyanya anak FK buat praktikum, batin Maya.
Maya menyalakan mesin mobilnya dan melaju keluar parkiran perpustakaan. Iya, menurut Maya benda itu esensial, sehingga ia menyimpannya dan berniat mencari tahu benda itu milik siapa.